Selasa, 14 April 2015

KEMASAN KALENG : Pembahasan >> Exp : Nescaffe

1. Spesifikasi Kaleng dan Produk
            Spesifikasi kemasan kaleng Nescafe ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1. Spesifikasi Kaleng
Spesifikasi
Simbol
Arti
Kadaluarsa


Ukuran

Bahan kaleng
Jenis kaleng
01-31
01-12
2011
200 x 504

Alu
-
Tanggal
Bulan
Tahun
Diameter kaleng 2 inchi
Tinggi kaleng 5 4/16 inchi
Alumunium
Two Pieces can

            Untuk pembahasan tentang ukuran, bahan kaleng dan jenis kaleng telah dijelaskan di bab sebelumnya. Sedangkan kadaluarsa akan dibahas dibab ini.
            Daya simpan bahan pangan adalah lama waktu sejak bahan pangan diproduksi sampai diterima oleh konsumen dengan kondisi mutu yang baik Daya simpan ini digunakan sebagai dasar penentuan waktu kadaluarsa bahan pangan. Waktu kadaluarsa adalah batasan akhir dari masa simpan bahan pangan. Artinya dengan berakhirnya waktu kadaluarsa bahan pangan tersebut tidak layak lagi untuk dikonsumsi, meskipun sebenarnya makanan tersebut belum busuk atau beracun (Kusmajadi, 2005).
Untuk melindungi konsumen, informasi mengenai daya simpan produk pangan atau waktu kadaluarsa perlu diberikan.. Pemberian informasi tersebut harus diungkapkan dengan jujur, jelas dan terbuka (open dating) dengan cara penulisan tanggal kadaluarsa. Pemerintah telah mengeluarkan suatu peraturan Menteri Kesehatan No. 79/Men.Kes/Per/III/1978, dan peraturan Mentri Kesehatan RI No.180/Men/Per/IV/1985, tentang makanan daluarsa (Kusmajadi, 2005).
Penandaan waktu kadaluarsa, open dating dapat dilakukan dan dikelompokan menjadi tiga jenis, yaitu :
a.       Penandaan tanggal pengepakan (the packing date), adalah penandaan yang paling sederhana, murah dan mudah pelaksanaannya, karena tidak memerlukan analisa produk baik secara laboratorium maupun uij organoleptik, sebaliknya bagi konsumen karena tanggal pengepakan hanya merupakan waktu awal daya simpan bukan waktu akhir daya simpan.
b.      Penandaan tanggal penjualan yang dianjurkan (sell by date). Jenis penanandaan ini menganjurkan kepada penjual agar produk sudah terjual habis pada waktu sekitar tanggal yang dianjurkan sebagaimana tercantum pada label. Penandaan ini memberikan informasi yang berarti apabila memiliki pengetahuan terhadap daya simpan produk tersebut setelah waktu pembelian.
c.       Penandaan yang mencantumkan kata-kata “ Kondisi terbaik, bila dikonsumsi disekitar tanggal …” (the best-if used by date). Untuk beberapa jenis makanan di mana mutu terbaiknya dapat dipertahankan lebih dari 4 bulan, penandaan sering hanya menggunakan bulan dan tahun dengan penandaan “terbaik sebelum bulan/ tahun” atau terbaik sebelum akhir bulan/ tahun” yang juga harus dicantumkan adalah kondisi penyimpanan yang disarankan. Jenis penandaan ini paling baik dan menguntungkan konsumen. Penandaan ini biasanya digunakan pada makanan dan minuman yang mempunyai masa simpan yang lama seperti makanan atau minumam yang disterilisasi atau dibekukan (Kusmajadi, 2005).

2. Label
Label merupakan bagian penting dari sesuatu kemasan. Tujuan utama dari label adalah untuk identifikasi nama dari sesuatu produk kuantitas dari produk dan nama dari produsen. Sebagai tambahan dapat dijelaskan bahwa label dapat menjelaskan bahan penting yang terdapat dalam produk juga dapat dijelaskan handling terhadap produk supaya tidak mudah rusak
(Departemen Perindustrian, 2007).
Peran label sekaligus sebagai sarana iklan dan sales promosi. Nilai jual dari sesuatu produk dapat ditingkatkan beberapa kali lipat sebagai akibat dari disain yang tepat dari sesuatu label. Proses aplikasi dari label, berarti melaksanakan fungsi komunikasi dari kemasan, dimana isinya dapat diidentifikasi, dan konsumen dirangsang untuk membeli, serta melalui sarana ini dapat diadakan penalaran tentang ketentuan bahan dan perlindungan terhadap konsumen dipatuhi atau tidak (Departemen Perindustrian, 2007).
Label dalam kemasan terdiri dari dua bagian yaitu Bagian Utama Label (BUL) dan Bagian Informasi (BI). BUL terdiri dari nama produk, merk, berat bersih, nama dan alamat perusahaan. Sedangkan BI terdiri dari informasi nilai gizi, komposisi, kode produksi, tanggal kadaluarsa, petunjuk penggunaan, petunjuk penyimpanan dan informasi lainnya (Ina Siti Nurminabari, 2010).

Tabel 2. Bagian Utama Label
Bagian
Gambar
Keterangan

Nama produk




Minuman kopi susu

Berat bersih

240 ml
Nama dan alamat perusahaan
PT. Nestle Indonesia
Jakarta
Merk



Nescafe

Tabel 3. Bagian Informasi
Bagian
Gambar
Keterangan
Komposisi

air, gula, susu bubuk skim, lemak susu, kopi bubuk instan, pengatur keasaman, perisa susu dan vanila, pengemulsi nabati (lesitin kedelai), bubuk kakao, dan pemantap.
Informasi Nilai Gizi



Mencangkup informasi energi, gram setiap komponennya, dan %AKG
Kode produksi



02580155AA USEBY/GSBL
Yang terdapat dibagian alas kaleng
Kadaluarsa
14092011
Yang terdapat dibagian alas kaleng, deretan angka tersebut merupakan tanggal, bulan dan tahun
Barkode

9556001025272
Deretan angka tersebut merupakan informasi dimana 2 angka pertama negara asal, 5 angka berikutnya pembuat dan distributor, 5 angka berikutnya lagi identifikasi produk, dan 1 angka terakhir adalah angka kontrol
Logo halal



Logo halal dicantumkan dalam huruf arab, dimana logo ini didapat dari majelis ulama Indonesia
Consumer services



Dapat berupa nomor telepon dari perusahaan atau alamat email dari perusahaan, yang dapat digunakan konsumen untuk memberikan saran atau komplain.


3. Kerusakan Kaleng
Kerusakan kaleng dapat menyebabkan tidak tercapainya kondisi hermetis di dalam kaleng. Kerusakan kaleng dapat terjadi oleh hal-hal berikut ini:
1.      Droop: terjadi karena body hook terlalu panjang, operasi pertama terlalu longgar, penyolderan sambungan terlalu tebal, kerusakan pada roll pertama, produk, sealing compound, atau cacat pada body flange atau end curl.
2.      Vee atau Lip: ketidakteraturan pada double seam karena tidak cukup atau tidak ada overlap. Kemungkinan yang menyebabkan sama dengan droop.
  


Gambar 1. Kerusakan Kaleng pada Bagian Double Seam
3.      Seam tajam: terjadi karena tutup tertekan ke atas pada saat proses penu-tupan.
4.      Patah: terjadi karena cacat pada seaming chuck, roll pertama atau kedua disetel terlalu kencang, kerusakan roll, solder ber-lebihan, produk dalam seam, tekanan berlebihan dari base plate.
5.      Jumped seam atau jump-over.
6.      Deadhead atau spinner
7.      Seam salah
8.      Can body buckling
9.      Cocked body
10.  Seam patah  (Anonim, 2010)

4. Kerusakan Makanan Kaleng
Kerusakan yang dapat terjadi pada bahan pangan yang dikemas dengan kemasan kaleng terutama dalah kerusakan kimia, meski demikian kerusakan biologis juga dapat terjadi. Kerusakan kimia yang paling banyak terjadi pada makanan yang dikemas dengan kemasan kaleng adalah hydrogen swell. Kerusakan lainnya adalah interaksi antara bahan pembuat kaleng yaitu Sn dan Fe dengan makanan yang dapat menyebabkan perubahan yang tidak diinginkan, kerusakan mikrobiologis dan perkaratan (korosi) (Hariyadi, dkk, 2010).

4.1. Hydrogen Swell
Hydrogen swell terjadi karena adanya tekanan gas hidrogen yang dihasilkan dari reaksi antara asam pada makanan dengan logam pada kaleng kemasan. Hydrogen swell disebabkan oleh:
-          meningkatnya keasaman bahan pangan
-          meningkatnya suhu penyimpanan
-          ketidaksempurnaan pelapisan bagian dalam dari kaleng
-          proses exhausting yang tidak sempurna
-          terdapatnya komponen terlarut dari sulfur dan pospat (Hariyadi, dkk, 2010).

4.2. Interaksi antara bahan dasar kaleng dengan makanan
Kerusakan makanan kaleng akibat interaksi antara logam pembuat kaleng dengan makanan dapat berupa :
-          perubahan warna dari bagian dalam kaleng
-          perubahan warna pada makanan yang dikemas
-          off-flavor pada makanan yang dikemas
-          kekeruhan pada sirup
-          perkaratan atau terbentuknya lubang pada logam
-          kehilangan zat gizi (Hariyadi, dkk, 2010).

4.3. Kerusakan biologis
Kerusakan biologis pada makanan kaleng dapat disebabkan oleh :
-          meningkatnya resistensi mikroba terhadap panas setelah proses sterilisasi
-          rusaknya kaleng setelah proses sterilisasi sehingga memungkinkan masuknya mikroorganisme ke dalam kaleng.
Kerusakan kaleng yang memungkinkan masuknya mikroorganisma adalah kerusakan pada bagian sambungan kaleng atau terjadinya gesekan pada saat proses pengisian (filling). Mikroorganisme juga dapat masuk pada saat pengisian apabila kaleng yang digunakan sudah terkontaminasi terutama jika kaleng tersebut dalam keadaan basah. Kerusakan juga dapat disebabkan karena kaleng kehilangan kondisi vakumnya sehingga mikroorganisme dapat tumbuh (Hariyadi, dkk, 2010).

4.4. Perkaratan (Korosi)
Perkaratan adalah pembentukan lapisan longgar dari peroksida yang berwarna merah coklat sebagai hasil proses korosi produk pada permukaan dalam kaleng. Pembentukan karat memerlukan banyak oksigen, sehingga karat biasanya terjadi pada bagian head space dari kaleng. Proses korosi jika terus berlangsung dapat menyebabkan terbentuknya lubang dan kebocoran pada kaleng. Beberapa faktor yang menentukan terbentuknya karat pada kemasan kaleng adalah :
-          Sifat bahan pangan, terutama pH
-          Adanya faktor-faktor pemicu, misalnya nitrat, belerang dan zat warna antosianin.
-          Banyaknya sisa oksigen dalam bahan pangan khususnya pada bagian atas kaleng (head space), yang sangat ditentukan pada saat proses blanching, pengisian dan exhausting.
-          Faktor yang berasal dari bahan kemasan, misalnya berat lapisan timah, jenis dan komposisi lapisan baja dasar, efektivitas perlakuan permukaan, jenis lapisan dan lain-lain.
-          Suhu dan waktu penyimpanan, serta kebersihan ruang penyimpanan
(Hariyadi, dkk, 2010).

2 komentar: