Pengemasan sudah dilakukan
oleh manusia sejak mereka mengenal peradaban. Menurut catatan sejarah,
pengemasan telah ada sejak 4000 SM, pada saat itu pengemasan masih dilakukan
secara sederhana, yaitu dari bahan alami. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi memberikan dampak pula pada pengemasan, yaitu perkembangan
dalam hal bahan dan bentuk kemasan. Penggunaan logam, kaca, kertas, disamping
bahan kemas yang bersifat alami seperti kayu, daun, kulit hewan dan lain-lain,
bahkan sekarang telah digunakan kemasan dengan variasi pada komposisi atmosfir
di dalam kemasan, kemasan aseptik, kemasan transportasi dengan suhu rendah dan
lain sebagainya
Pengemasan
bukan merupakan proses yang berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian dalam
proses pengolahan, yaitu kegiatan memproduksi memodifikasi bahan pangan,
kegiatan membentuk wadah, kegiatan dalam penimbangan bahan pangan, kegiatan
menambahkan atau memasukkan gas ke dalam kemasan dan akhirnya penutupan. Oleh
karena itu prinsip-prinsip pengolahan perlu diketahui agar dapat menerapkan
cara dan penggunaan bahan kemasan yang sesuai dengan produk pangan yang akan
dikemas
Pengemasan
dapat diartikan sebagai usaha perlindungan terhadap produk dari segala macam
kerusakan dengan menggunakan wadah, sehingga pengemasan bertujuan untuk melindungi
atau mengawetkan produk agar sampai ke tangan konsumen dalam keadaan balk.
Kegiatan yang meliputi pemasukan dan atau pengaturan unit atau beberapa unit ke
dalam suatu wadah untuk keperluan transportasi disebut pengepakan
Bahan
kemasan, baik bahan logam, maupun bahan lain seperti plastik, gelas, kertas dan
karton seharusnya mempunyai 6 fungsi utama, yaitu :
1. Menjaga produk
bahan pangan tetap bersih dan merupakan pelindung terhadap kotoran dan
kontaminasi lainnya.
2. Melindungi makanan
terhadap kerusakan fisik, perubahan kadar air, oksigen dan penyinaran (cahaya).
3. Mempunyai fungsi
yang baik, efisien dan ekonomis khususnya dalam proses pengepakan, yaitu selama
penempatan bahan pangan ke dalam wadah kemasan.
4. Mempunyai
kemudahan dalam membuka atau menutup dan juga memudahkan dalam tahap-tahap penanganan,
pengangkutan dan distribusi.
5. Mempunyai ukuran,
bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma atau standar yang ada, mudah dibuang,
dan mudah dibentuk atau dicetak.
6. Menampakkan
identifikasi, informasi dan penampilan yang jelas clan makanan di dalamnya agar dapat membantu promosi
atau penjualan
Keuntungan penggunaan wadah kaleng untuk kemasan makanan dan minuman:
1.
Kekuatan mekanik tinggi
2. Sifat “barrier”
yang baik Pengemasan Pangan terhadap gas, uap air, jasad renik, debu dan
kotoran, cocok untuk kemasan hermitis.
3.
Toksisitas relatif rendah
4.
Tahan tehadap perubahan suhu ekstrim
5.
Permukaan ideal untuk labelingdan dekorasi